Indonesian resources, energy, oil and gas, mineral and coal mining, electricity and renewable energy

Powered by Blogger.

Sampah di 7 Kota Ini Bakal Diolah Jadi Listrik

Sampah di 7 Kota Ini Bakal Diolah Jadi Listrik
Sampah
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2016 (Perpres 18/2016) menetapkan 7 kota untuk pilot project pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), yaitu Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makassar.

Tujuh kota ini dipilih karena dinilai paling siap untuk PLTSa. PLTSa membutuhkan sampah paling sedikit 1.000 ton/hari agar mencapai skala keekonomian. Maka tidak semua kota cocok untuk PLTSa, hanya kota-kota besar yang volume sampahnya amat besar.

"(PLTSa) ini ekonomis kalau sampah minimal 1.000 ton per hari. Kalau nggak, jadi kurang ekonomis. Sementara 7 kota yang siap," kata Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana, usai konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (3/5/2016). 

Selain itu, pembangunan PLTSa diprioritaskan untuk kota-kota yang mengalami masalah besar akibat tumpukan sampah. "Sampah juga jadi isu lingkungan yang tidak habis-habisnya di kota-kota itu. Misalnya menimbulkan banjir, saluran air tersumbat," ucapnya.

Pembangunan PLTSa membutuhkan waktu kurang lebih 2 sampai 3 tahun. Selain Surabaya, 6 kota lainnya masih melakukan kajian mendalam (feasibility studies/FS) untuk pembangunan PLTSa. 

"Kira-kira 2-3 tahun bisa selesai (pembangunan PLTSa) seperti yang dilakukan Bu Risma (Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani) sudah selesai," tukas Rida.

Dia menambahkan, listrik yang diperoleh memang tidak seberapa, hanya 10-20 MW untuk setiap kota. Manfaat sebenarnya dari PLTSa adalah membuat kota menjadi bebas dari polusi, bau, dan tumpukan sampah. 

"Poinnya bukan listriknya, yang penting bersih dulu, habiskan dulu sampahnya, listrik itu bonus," Rida menjelaskan.

Feed in Tariff yang tinggi, yaitu US$ 18,77 sen/kWh sampai US$ 22,43 sen/kWh untuk listrik dari sampah dibuat supaya pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) yang membangun PLTSa berupaya menghabiskan sampah sebanyak mungkin untuk diolah menjadi listrik.

"Agar cepat habis, maka diiming-imingi tarif. Angka itu jangan dipandang sebagai pemborosan untuk PLN tapi insentif untuk mempercepat pengolahan sampah," kata dia.

Pengolahan sampah menjadi listrik ini juga merupakan bagian dari upaya Indonesia mengurangi emisi karbon, sebagaimana disepakati dalam Konferensi Paris (COP21) pada akhir 2015. 

"Ada komitmen Indonesia mengurangi emisi karbon sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Paris akhir tahun lalu, dengan mengakselerasi program waste to energy ini salah satunya," pungkasnya.

Sumber : detik.com
0 Komentar untuk "Sampah di 7 Kota Ini Bakal Diolah Jadi Listrik"

Back To Top